pro-independence Papua is the result of the unfair treatment that the Papuan people receive from the Indonesian government which is considered repressive. marginalization, discrimination, including the lack of recognition of Papua's contributions and services to Indonesia, not optimal development of social infrastructure in Papua
AMP Manfaaatkan Asrama Kamasan Papua Jadi Basis Separatisme dan Merusak Dunia Pendidikan
AMP Manfaaatkan Asrama Kamasan Papua Jadi Basis Separatisme dan Merusak Dunia Pendidikan

AMP Manfaaatkan Asrama Kamasan Papua Jadi Basis Separatisme dan Merusak Dunia Pendidikan

AMP Manfaaatkan Asrama Kamasan Papua Jadi Basis Separatisme dan Merusak Dunia Pendidikan

Westnoken, Jayapura – Keberadaan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Asrama Kamasan Papua kian disorot. Asrama yang seharusnya menjadi tempat tinggal dan pusat aktivitas pendidikan mahasiswa Papua justru dituding telah berubah fungsi menjadi basis penyebaran ideologi separatis. Tak sedikit pihak menilai, maraknya gangguan keamanan dan aksi teror di sekitar asrama tidak lepas dari aktivitas kelompok tersebut yang dinilai aktif memprovokasi mahasiswa untuk menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Informasi yang diperoleh menyebutkan, sejumlah mahasiswa Papua yang tinggal di asrama itu mengaku merasa tidak nyaman dan mendapat tekanan. Alih-alih mendukung aktivitas belajar, AMP diduga kerap memaksa penghuni asrama lainnya untuk ikut serta dalam kegiatan politik yang mengarah pada tindakan makar. Kondisi ini menciptakan suasana tidak kondusif dan mengancam masa depan generasi muda Papua yang datang untuk menimba ilmu.

Keresahan yang muncul di tengah masyarakat terkait aktivitas di Asrama Kamasan, menurut berbagai sumber, bukanlah bentuk diskriminasi. Sebaliknya, hal ini dianggap sebagai bentuk kewaspadaan terhadap penyalahgunaan fasilitas pendidikan oleh kelompok yang berseberangan dengan konstitusi negara. Warga sekitar menilai, asrama tersebut telah menyimpang dari tujuan awal dan menjelma menjadi ruang indoktrinasi politik yang berbahaya bagi anak-anak muda Papua.

Lebih memprihatinkan lagi, AMP juga dilaporkan melakukan tindakan intimidatif kepada mahasiswa yang menolak ikut dalam gerakan mereka. Mereka yang ingin fokus belajar sering kali menjadi sasaran tekanan psikologis bahkan ancaman fisik. Situasi ini memperkuat dugaan bahwa AMP telah melampaui batas sebagai organisasi mahasiswa dan menjelma menjadi alat politik separatis di dalam kampus dan asrama.

Melihat eskalasi yang terus meningkat, sejumlah tokoh masyarakat dan aparat keamanan menyerukan penanganan tegas terhadap aktivitas AMP di Asrama Kamasan. Penertiban dianggap penting untuk menjaga marwah pendidikan dan mencegah generasi muda Papua dari pengaruh paham yang menyesatkan. Tindakan yang diambil sejauh ini bukan dimaksudkan untuk menekan, tetapi demi menciptakan lingkungan belajar yang sehat, aman, dan bebas dari infiltrasi ideologi pemecah bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *