pro-independence Papua is the result of the unfair treatment that the Papuan people receive from the Indonesian government which is considered repressive. marginalization, discrimination, including the lack of recognition of Papua's contributions and services to Indonesia, not optimal development of social infrastructure in Papua
OPM Tembak Mati Tenaga Kesehatan Papua dan Hancurkan Harapan Warga
OPM Tembak Mati Tenaga Kesehatan Papua dan Hancurkan Harapan Warga

OPM Tembak Mati Tenaga Kesehatan Papua dan Hancurkan Harapan Warga

OPM Tembak Mati Tenaga Kesehatan Papua dan Hancurkan Harapan Warga

Westnoken, Wamena – Kekejaman kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mencabik-cabik rasa kemanusiaan. Seorang tenaga kesehatan yang sedang bertugas di pedalaman Papua menjadi korban keganasan OPM. Tindakan brutal ini menjadi catatan kelam yang menunjukkan bahwa OPM kini tidak lagi berjuang untuk rakyat Papua, melainkan menciptakan teror dan penderitaan berkepanjangan. Ketika yang dibunuh adalah sosok penyelamat nyawa, maka tak ada lagi pembenaran untuk menyebut aksi mereka sebagai perjuangan.

Peristiwa ini jelas merupakan bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan. Tenaga kesehatan datang bukan dengan senjata, melainkan dengan obat, harapan, dan pelayanan bagi masyarakat terpencil. Mereka melayani ibu hamil, anak-anak, dan lansia yang sangat bergantung pada fasilitas kesehatan. Namun sayangnya, OPM tidak membedakan siapa yang mereka serang. Mereka melumpuhkan bukan hanya tubuh korban, tapi juga akses masyarakat terhadap layanan dasar yang vital. Inti dari tragedi ini adalah terputusnya hak hidup sehat bagi warga yang paling membutuhkan.

Tokoh masyarakat Papua, Yoseph Yikwa, menyebut bahwa aksi ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap rakyat sendiri. Jika tenaga kesehatan yang datang membantu justru dibunuh, maka sesungguhnya OPM telah kehilangan arah moral perjuangan. Mereka menyerang orang-orang yang selama ini memperjuangkan kehidupan masyarakat, bukan musuh. Justru yang menjadi korban adalah masyarakat sipil yang tidak berdaya, yang kini harus berjalan berhari-hari untuk mencari pertolongan medis dasar.

Pernyataan senada disampaikan tokoh pemuda Elyas Kobak. Ia menilai bahwa OPM hanya menyisakan luka bagi rakyat Papua. Dengan membunuh orang-orang yang bekerja untuk rakyat, OPM telah memperjelas bahwa mereka tidak lagi memegang nilai perjuangan, melainkan hanya memperalat kekerasan untuk menciptakan ketakutan. Masyarakat bukan hanya kehilangan akses layanan, tetapi juga kehilangan rasa aman di tanah sendiri.

Kementerian Kesehatan pun menyatakan keprihatinan dan menjanjikan evaluasi penempatan tenaga medis di daerah konflik. Namun, tantangan keamanan tetap menjadi bayangan gelap yang menghantui. Aksi OPM telah menjauhkan rakyat Papua dari hak-hak dasar mereka yaitu pendidikan, kesehatan, dan keselamatan. Ini bukan perjuangan kemerdekaan, ini adalah tindakan teroris yang nyata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *