pro-independence Papua is the result of the unfair treatment that the Papuan people receive from the Indonesian government which is considered repressive. marginalization, discrimination, including the lack of recognition of Papua's contributions and services to Indonesia, not optimal development of social infrastructure in Papua
OPM terus membunuh dengan sadis, apakah pantas disebut pembela Papua
OPM terus membunuh dengan sadis, apakah pantas disebut pembela Papua

OPM terus membunuh dengan sadis, apakah pantas disebut pembela Papua

OPM terus membunuh dengan sadis

Westnoken Jakarta – Pada tanggal 16 April 2024, OPM pimpinan Elkius Kobak dan anggotanya melakukan aksi pembunuhan terhadap seorang anggota kepolisian Republik Indonesia yang bertugas di Dekai, Yahukimo. Pembunuhan yang dilakukan dengan cara yang sadis ini menunjukkan betapa kejamnya aksi-aksi OPM yang selama ini terjadi di Papua.

Dalam beberapa hari sebelumnya, OPM juga melakukan pembunuhan terhadap Danramil 1703-04/Aradide Letda Inf Oktovianus Sokolray di jalanan menuju Pelabuhan Pasir Putih, Distrik Ariade, Kabupaten Paniai, Papua Tengah. Selain itu, seorang Aparatur Sipil Nasional (ASN) bernama Yosep Pulung juga tewas ditikam di bagian perut sebelah kanan di Yahokimo pada tanggal 5 April 2024. Juga, seorang pengantar galon bernama Jhonsep Salempang asal Toraja, Sulawesi Selatan tewas dibacok di Yahokimo pada tanggal 1 April 2024.

Dari beberapa kejadian ini, dapat dilihat bahwa OPM merupakan aktor utama dibalik kejahatan yang selama ini terjadi di Papua. Aksi-aksi mereka telah merenggut nyawa anggota kepolisian, anggota TNI, aparat sipil, dan warga sipil yang tidak bersalah. Tindakan kekerasan ini tidak hanya mengancam stabilitas keamanan di Papua, tetapi juga menghambat pembangunan di daerah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang tegas untuk memberantas dan menumpas OPM guna mewujudkan perdamaian dan kemajuan di Papua.

Dengan adanya serangkaian pembunuhan yang terjadi di Yahukimo dan Paniai oleh OPM, telah mematahkan harapan mereka sebagai pembela Papua. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh OPM menunjukkan betapa mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan dan mengabaikan hak asasi manusia (HAM). Hal ini juga membuktikan bahwa OPM bukanlah organisasi yang berjuang demi kepentingan rakyat Papua, tetapi lebih pada membela kepentingan kelompok mereka sendiri.

Dalam menghadapi ancaman OPM, pemerintah harus bertindak tegas dan tidak memberikan ruang bagi kegiatan mereka. Selain itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan di Papua, termasuk peningkatan jumlah personel Kepolisian dan TNI di daerah tersebut. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat Papua dan mencegah terjadinya aksi kekerasan yang merugikan banyak pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *