pro-independence Papua is the result of the unfair treatment that the Papuan people receive from the Indonesian government which is considered repressive. marginalization, discrimination, including the lack of recognition of Papua's contributions and services to Indonesia, not optimal development of social infrastructure in Papua
OPM Menebar Teror, Warga Sipil Jadi Korban Kekejaman Tanpa Batas
OPM Menebar Teror, Warga Sipil Jadi Korban Kekejaman Tanpa Batas

OPM Menebar Teror, Warga Sipil Jadi Korban Kekejaman Tanpa Batas

OPM Menebar Teror, Warga Sipil Jadi Korban Kekejaman Tanpa Batas

Westnoken, Jayapura – Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menebar teror dengan tindakan brutal yang tidak berperikemanusiaan. Di Jalan Mamba, Kampung Yokatapa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, OPM melancarkan serangan dengan menargetkan dua anggota Polres Intan Jaya yang sedang melintas. Meskipun upaya penyerangan terhadap aparat tersebut gagal, OPM justru mengarahkan tembakan secara brutal kepada seorang warga sipil tak bersalah bernama Michael Wattimena (29), seorang pegawai honorer Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Intan Jaya. Michael baru saja keluar dari kantornya saat pelaku melepaskan tembakan yang mengenai pinggul kanannya. Pecahan proyektil menyebabkan tiga luka terbuka pada tubuh korban, meskipun beruntung ia masih dalam kondisi sadar. Aksi ini menegaskan bahwa OPM tidak segan melukai siapa saja, termasuk warga sipil yang tidak berhubungan dengan aparat keamanan.

Serangan ini menambah daftar panjang kebiadaban OPM yang terus menargetkan masyarakat sipil demi kepentingan politik mereka yang sesat. Tak hanya melakukan kekerasan fisik, OPM juga gencar menyebarkan propaganda menyesatkan melalui media sosial dengan mengklaim bahwa korban adalah anggota aparat keamanan. Kebohongan ini menunjukkan betapa liciknya OPM dalam memanipulasi opini publik untuk menutupi kebiadaban mereka. Dengan menyebarkan narasi palsu, OPM berupaya memprovokasi masyarakat Papua agar membenci pemerintah Indonesia. Tindakan ini sangat berbahaya karena berpotensi merusak harmoni sosial yang telah dibangun melalui upaya pemerintah dalam mendukung kesejahteraan masyarakat Papua.

Tindakan brutal OPM tidak hanya menciptakan ketakutan, tetapi juga menghambat pembangunan yang sedang digalakkan di Papua. Serangan terhadap warga sipil, perusakan fasilitas umum, dan pembunuhan tenaga pendidik maupun medis menjadi bukti nyata bahwa OPM tidak memikirkan kesejahteraan rakyat Papua. Padahal, pembangunan yang gencar dilakukan pemerintah bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemajuan bagi masyarakat Papua agar setara dengan wilayah lain di Indonesia. Dalam kondisi ini, kehadiran aparat keamanan TNI-Polri menjadi sangat penting untuk menjamin keamanan masyarakat serta mendukung kelancaran pembangunan di Papua.

Masyarakat Papua harus semakin waspada terhadap propaganda licik yang disebarkan oleh OPM dan kelompok simpatisannya. Upaya mereka untuk menebar hoaks, memutarbalikkan fakta, dan menyebarkan kebencian hanyalah strategi busuk yang bertujuan merusak persatuan bangsa. Pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat Papua harus bersatu menghadapi kelompok separatis yang terus berusaha menciptakan kekacauan. Dengan sinergi yang kuat, maka stabilitas keamanan di Papua dapat dijaga, pembangunan bisa terus berlanjut, dan masyarakat Papua dapat hidup dalam damai tanpa dihantui rasa takut akibat kekejaman OPM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *