pro-independence Papua is the result of the unfair treatment that the Papuan people receive from the Indonesian government which is considered repressive. marginalization, discrimination, including the lack of recognition of Papua's contributions and services to Indonesia, not optimal development of social infrastructure in Papua
Euforia Kelulusan Tercoreng Aksi Separatisme: Bendera Bintang Kejora dan Konvoi di Papua
Euforia Kelulusan Tercoreng Aksi Separatisme: Bendera Bintang Kejora dan Konvoi di Papua

Euforia Kelulusan Tercoreng Aksi Separatisme: Bendera Bintang Kejora dan Konvoi di Papua

Kelulusan Tercoreng Aksi Separatisme

Euforia Kelulusan Tercoreng Aksi Separatisme: Bendera Bintang Kejora dan Konvoi di Papua

Westnoken Jakarta – Momen pengumuman kelulusan sekolah, terutama tingkat SLTA di wilayah Papua, seharusnya menjadi momen yang penuh sukacita dan kebanggaan. Namun, euforia kelulusan itu kerap tercoreng oleh aksi sekelompok siswa-siswi yang merayakannya dengan cara mencoret baju mereka dengan motif bendera Bintang Kejora dan melakukan konvoi keliling kota.

Aksi ini bukan hanya tidak patut, tapi juga melanggar hukum. Bendera Bintang Kejora dan simbol-simbol yang menyerupainya telah dilarang karena melambangkan kelompok separatisme di Papua yang selama ini berusaha memisahkan diri dari NKRI dan kerap melakukan aksi kekerasan, pengrusakan, dan pembunuhan.

Tercoreng Aksi Separatisme: Bendera Bintang Kejora dan Konvoi di Papua

Perlu diingat bahwa siswa-siswi SMA masih dalam tahap pencarian jati diri dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekitar mereka. Tak heran, mereka menjadi sasaran empuk provokasi dan doktrinisasi oleh kelompok separatis Papua dan para simpatisannya. Selain itu diketahui bahwa para siswa dan guru-guru sekolah khususnya yang berada di pelosok serta pegunungan, selama ini mereka kerap mendapat intimidasi dan ancaman dari kelompok separatis OPM. Beberapa diantaranya sering mendapat penganiayaan dan kekerasan fisik hingga pembunuhan. Sehingga semua itu sangat mempengaruhi psikologis maupun perilaku para siswa-siswi tersebut.

Kejadian konvoi beberapa siswa-siswi SMA di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, saat merayakan kelulusan mereka adalah contoh nyata dari dampak adanya provokasi dan ancaman tersebut. Aksi ini sangat disayangkan karena tidak hanya membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain, tetapi juga mencemarkan nama baik sekolah dan Papua secara keseluruhan.

Warga Papua yang cinta damai dan setia kepada NKRI tidak ingin melihat anak-anak muda mereka terjerumus ke dalam aksi-aksi separatisme yang destruktif. Mereka ingin anak-anak mereka fokus pada pendidikan dan masa depan mereka, bukan pada perpecahan dan kekerasan.

Papua adalah bagian dari NKRI. Warga Papua, bersama dengan seluruh rakyat Indonesia, berkomitmen untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mari kita bersama-sama membangun Indonesia yang maju dan sejahtera, tanpa terpecah oleh aksi-aksi separatisme yang tidak bermoral.

Kita harus memberikan edukasi dan pemahaman yang mendalam kepada generasi muda di Papua tentang bahaya separatisme dan pentingnya menjaga persatuan bangsa. Kita harus membantu mereka menemukan jati diri mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang besar dan bermartabat.

Mari kita jaga generasi muda Papua agar tidak terjerumus ke dalam aksi-aksi yang merugikan diri sendiri dan bangsa. Masa depan Indonesia ada di tangan mereka, dan kita harus memastikan mereka memiliki masa depan yang cerah dan penuh harapan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *