
Aksi Propaganda Kelompok Separatis Papua
Westnoken Jakarta – Kelompok OPM di Papua Tengah telah menjadi momok menakutkan yang menghantui kehidupan Orang Asli Papua (OAP) dan Non-OAP di wilayah tersebut. Kelompok ini tidak hanya sekedar mengganggu, tetapi dengan kejam membakar sekolah, menghancurkan kendaraan pekerja proyek pembangunan, dan merusak kendaraan pasukan keamanan. Mereka bahkan tanpa belas kasihan membunuh warga sipil Non-Papua, memaksa ratusan lainnya untuk mengungsi dari tanah yang mereka anggap rumah. Kelompok kriminal ini dengan sengaja mengadu domba dan menciptakan ketegangan, menuduh para pekerja migran Non-Papua sebagai kaki tangan pemerintah, sementara tujuan mereka yang sebenarnya adalah menciptakan kekacauan demi kepentingan pribadi dan kelompok OPM.
Apa sebenarnya yang diperjuangkan OPM? Klaim mereka sebagai pejuang kemerdekaan hanyalah kedok belaka. OPM secara terencana menyebarkan teror dan ketakutan, menyerang warga sipil tak berdosa, baik itu Non-Papua maupun OAP yang tidak sepaham dengan mereka. Dengan brutal, mereka menuduh pekerja migran Non-OAP sebagai mata-mata atau petugas keamanan yang menyamar, tanpa bukti apapun, hanya demi menciptakan rasa takut. Ironisnya, mereka juga sering menyerang sesama Orang Asli Papua, menghilangkan nyawa saudara sendiri yang tidak berdosa. Teror, ancaman, dan pembunuhan yang mereka ciptakan hanya bertujuan untuk menarik perhatian internasional, demi keuntungan pribadi dan kelompoknya, berupa uang dan kekuasaan. Isu kemerdekaan Papua dijual kepada pihak asing, hanya untuk mendulang popularitas dan memperkaya kantong mereka sendiri, tanpa memikirkan nasib rakyat Papua yang sebenarnya..

Apakah masih ada masyarakat Papua yang mendukung gerakan separatis ini? Data menunjukkan konflik yang terus berkecamuk di Papua sengaja dipertahankan oleh OPM demi keuntungan finansial/harta. Bagaimana mungkin sekelompok pengangguran yang hidup di hutan mampu membeli senjata-senjata mahal? Dari mana mereka mendapatkan uang? Mustahil OPM bisa mendanai aktivitas mereka sendiri tanpa bantuan dari luar. Separatis bersenjata ini tidak peduli siapa yang menjadi korban; warga sipil, OAP, semua menjadi sasaran serangan mereka. Adanya dukungan keuangan dari pihak asing memperkuat dugaan bahwa pergerakan mereka hanyalah demi uang, bukan karena kepedulian terhadap nasib warga Papua.
.

Jika Papua Merdeka, apakah ada jaminan bahwa masyarakat Papua akan sejahtera? Jika sampai Papua terlepas dari Indonesia, tokoh-tokoh OPM akan menjadi penguasa, tetapi belum tentu mereka diterima oleh masyarakat luas. Tidak ada jaminan bahwa para pemimpin OPM ini, jika berkuasa, akan memperjuangkan kesejahteraan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka kemungkinan besar akan memperburuk keadaan, gagal melanjutkan pembangunan yang telah dirintis oleh pemerintah Indonesia. Kemerdekaan Papua hanya akan membuka pintu bagi eksploitasi sumber daya oleh negara-negara asing, tanpa ada perlindungan bagi rakyatnya. Papua Tengah telah menjadi pusat pemberontakan brutal OPM. Pada tahun 2024, provinsi ini mencatat jumlah kematian tertinggi di Indonesia, dengan hampir 50 nyawa melayang hanya dalam enam bulan pertama. Beberapa tokoh OPM bahkan telah menyerah dan memilih bergabung dengan NKRI, menyadari bahwa mereka telah tertipu oleh propaganda palsu OPM. Mari kita bersama ciptakan perdamaian di Tanah Papua, Bumi Cendrawasih, dan Surga di Bumi ini, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.