pro-independence Papua is the result of the unfair treatment that the Papuan people receive from the Indonesian government which is considered repressive. marginalization, discrimination, including the lack of recognition of Papua's contributions and services to Indonesia, not optimal development of social infrastructure in Papua
Presiden RI Prabowo Subianto dan PM Vanuatu Bahas Strategi Penguatan Kerja Sama Bilateral
Presiden RI Prabowo Subianto dan PM Vanuatu Bahas Strategi Penguatan Kerja Sama Bilateral

Presiden RI Prabowo Subianto dan PM Vanuatu Bahas Strategi Penguatan Kerja Sama Bilateral

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Vanuatu Charlot Salwai Tabimasmas di Istana Negara

Presiden RI Prabowo Subianto dan PM Vanuatu BahasStrategi Penguatan Kerja Sama Bilateral

Westnoken, Jakarta – Kehadiran Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai Tabimasmas dalam pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Minggu pagi (20/10/2024) di Gedung DPR/MPR, menunjukkan hubungan diplomatik yang semakin erat antara Indonesia dan Vanuatu. Momen ini tidak hanya menandai era baru pemerintahan di Indonesia, tetapi juga mencerminkan komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama bilateral. Kehadiran PM Charlot di tengah-tengah seremoni kenegaraan ini mempertegas sinyal bahwa Vanuatu membuka lembaran baru dalam hubungan dengan Indonesia, meskipun sebelumnya terdapat perbedaan pandangan mengenai beberapa isu, termasuk Papua.

Sejumlah momen kedekatan Presiden Prabowo dengan PM Charlot Salwai Tabimasmas selama momen pelantikan mencerminkan penghormatan dan kesungguhan hubungan diplomatik antara kedua negara. Pertemuan dan diskusi bilateral keduanya yang membahas berbagai aspek penting bagi kedua negara. Semakin menguatkan bukti bahwa Indonesia dan Vanuatu memiliki potensi besar untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dan saling menguntungkan.

Salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah peningkatan kerja sama bilateral di bidang ekonomi. Vanuatu sebagai negara kepulauan di Pasifik memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata dan kelautan, yang dapat dikembangkan bersama Indonesia melalui kerja sama investasi dan perdagangan. Kedua negara juga dapat memanfaatkan peluang dalam perdagangan produk unggulan, baik dari Vanuatu maupun dari Indonesia. Selain itu, ada upaya untuk memperluas kerja sama di bidang pendidikan dan pertukaran budaya, yang akan mempererat hubungan antar masyarakat kedua negara.

Selain ekonomi, kerja sama di bidang keamanan dan stabilitas regional juga menjadi sorotan dalam pertemuan ini. Sebagai negara tetangga di kawasan Pasifik, Indonesia dan Vanuatu memiliki kepentingan bersama untuk menjaga stabilitas maritim dan mengatasi tantangan keamanan di kawasan. Presiden Prabowo dan PM Charlot membahas potensi kerja sama dalam penanganan isu-isu maritim, termasuk keamanan laut dan pelestarian sumber daya alam, yang sangat penting bagi keberlanjutan kawasan. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan kawasan Pasifik yang lebih aman dan stabil.

Pertemuan bilateral ini menandai babak baru dalam hubungan Indonesia-Vanuatu, dengan fokus pada pembangunan ekonomi, stabilitas regional, dan kesejahteraan sosial. Presiden Prabowo dan PM Charlot Salwai Tabimasmas sepakat untuk melanjutkan dialog terbuka dan kerja sama yang lebih intensif di masa mendatang. Dengan landasan yang kuat ini, Indonesia dan Vanuatu memiliki peluang untuk menjadi mitra strategis yang saling mendukung, baik di tingkat regional maupun internasional, demi kemajuan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *