pro-independence Papua is the result of the unfair treatment that the Papuan people receive from the Indonesian government which is considered repressive. marginalization, discrimination, including the lack of recognition of Papua's contributions and services to Indonesia, not optimal development of social infrastructure in Papua
Propaganda Sebby Sambom Memutarbalikkan Peran Aparat Keamanan TNI-Polri
Propaganda Sebby Sambom Memutarbalikkan Peran Aparat Keamanan TNI-Polri

Propaganda Sebby Sambom Memutarbalikkan Peran Aparat Keamanan TNI-Polri

Sebby Sambom, Jubir TPNPB

Propaganda Sebby Sambom Memutarbalikkan Peran Aparat Keamanan TNI-Polri

Westnoken, Jayapura – Propaganda yang dilancarkan oleh Sebby Sambom, Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), pasca-kontak senjata antara OPM dan aparat keamanan tanggal 18 Oktober 2024 di Kabupaten Intan Jaya, menunjukkan upaya yang kuat untuk menggeser persepsi masyarakat terhadap kehadiran TNI-Polri di Papua. Dalam pernyataannya, Sambom mengklaim bahwa operasi yang dilakukan TNI-Polri menyebabkan warga sipil di Kampung Titigi, Eknemba, dan Ndugisiga, Distrik Sugapa, harus melarikan diri ke hutan. Narasi ini disusun untuk menanamkan kesan bahwa tindakan aparat bersifat represif dan membahayakan, sehingga menimbulkan ketakutan di kalangan warga sipil.

Sebby Sambom berusaha menggambarkan bahwa TNI-Polri melakukan serangan balasan yang brutal dan membahayakan keselamatan warga sipil. Dengan klaim pengungsian masyarakat ke hutan, Sambom memperkuat stigma bahwa keberadaan aparat keamanan tidak membawa rasa aman bagi masyarakat setempat. Namun, klaim ini sering kali tidak berdasar dan lebih pada manipulasi informasi untuk menggerakkan emosi publik, tanpa memperhitungkan bahwa operasi ini bertujuan menjaga stabilitas dan keamanan masyarakat dari ancaman kelompok senjata separatis seperti OPM.

Kehadiran Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus menjadi batu sandungan serius bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua. Alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat, tindakan keji dan sadis yang dilakukan OPM justru menghancurkan fondasi kehidupan sosial dan ekonomi di Papua. Mereka terlibat dalam serangkaian aksi kekerasan, seperti pembakaran sekolah, pembunuhan warga sipil, serta pemerkosaan terhadap tenaga kesehatan yang berjuang membantu masyarakat. OPM juga tidak segan merusak dan membakar fasilitas umum, rumah sakit, dan berbagai infrastruktur vital lainnya. Tindakan-tindakan ini tidak hanya menimbulkan kerugian besar secara material, tetapi juga menebarkan ketakutan dan ketidakamanan di tengah masyarakat, yang berujung pada menurunnya kualitas hidup serta terhambatnya upaya pembangunan di Papua.

Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, terus berupaya menutupi fakta kekejaman yang dilakukan oleh kelompoknya. Dengan menggunakan propaganda yang penuh manipulasi, Sambom mencoba membangun narasi bahwa keberadaan aparat keamanan TNI-Polri lah yang mengancam masyarakat Papua. Sambom seringkali memutarbalikkan fakta untuk menciptakan kesan bahwa pemerintah Indonesia melakukan tindakan represif, sementara pada kenyataannya OPM-lah yang melanggar hak asasi manusia masyarakat Papua. Narasi yang dikembangkan Sambom ini bertujuan untuk membelokkan perhatian masyarakat Papua maupun Internasional dari kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh OPM.

Kehadiran TNI-Polri di Papua adalah untuk melindungi masyarakat dari ancaman nyata yang datang dari OPM. Aparat keamanan bekerja dengan maksimal untuk menjaga ketertiban dan stabilitas demi terciptanya lingkungan yang aman dan kondusif bagi pembangunan. Namun, tindakan OPM justru berulang kali merusak fasilitas pendidikan, kesehatan, serta sarana umum lainnya yang penting bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua. Dampaknya, anak-anak Papua kehilangan kesempatan belajar, masyarakat kehilangan akses terhadap layanan kesehatan, dan roda perekonomian pun terganggu.

Strategi propaganda yang dilakukan Sebby Sambom, jelas ditujukan untuk menciptakan jarak antara masyarakat Papua dan pemerintah Indonesia. Mereka berharap dengan menyebarkan informasi yang tidak benar, akan muncul ketidakpercayaan masyarakat Papua terhadap pemerintah. Padahal, pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua melalui berbagai program, mulai dari peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, hingga pembangunan infrastruktur yang menunjang perekonomian.

Pada akhirnya, masyarakat Papua dan seluruh bangsa Indonesia harus bijak dalam menerima informasi dan tidak terpengaruh oleh upaya propaganda Sebby Sambom yang bertujuan memecah belah bangsa. Masyarakat Papua berhak hidup dalam damai dan sejahtera, tanpa rasa takut terhadap kekerasan. Mendukung peran TNI-Polri untuk menjaga keamanan di Papua merupakan langkah penting untuk memastikan terwujudnya lingkungan yang aman, sehingga pembangunan dapat terus berlanjut. Dengan mengatasi ancaman OPM, Papua dapat bergerak menuju masa depan yang lebih cerah, aman, dan penuh harapan bagi generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *