
Provokasi Sebby Sambom yang mengKlaim TNI memberikan informasi yang salah tentang Anggota OPM yang Tewas dalam Operasi TNI di Intan Jaya
Westnoken, Jayapura – Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengklaim, anggotanya yang tewas dalam operasi penindakan TNI di Distrik Sugapa dan Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua hanya tiga orang. Dia membantah pernyataan TNI yang menyebut jumlah korban tewas anggotanya sebanyak 18 orang. Menurut Sebby, jumlah korban akibat operasi militer di Distrik Sugapa memang berjumlah 18 orang. Namun, kata dia, mayoritas berasal dari masyarakat sipil. Seperti yang sudah-sudah Sebby Sambom selalu membuat statement memutarbalikan fakta tanpa bukti untuk membuat masyarakat bingung dan mengamankan kondisi kelompok OPM yang semakin berkurang baik tewas dan kembali ke pangkuan NKRI.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi semua pihak untuk tetap waspada dan kritis terhadap informasi yang diterima. Mari kita tunggu informasi lebih lanjut dan berharap agar situasi dapat segera stabil dan damai.
Pernyataan Resmi TNI mengenai jumlah anggota OPM yang tewas dalam operasi di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, yaitu sebanyak 18 orang, didasarkan pada data dan fakta lapangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Operasi yang berlangsung singkat namun terukur tersebut, berlangsung selama satu jam dan menyasar beberapa titik di kampung-kampung seperti Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba. Dalam operasi tersebut, TNI juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa senjata api, amunisi, busur panah, bendera bintang kejora, dan peralatan komunikasi yang menunjukkan keterlibatan para korban sebagai anggota kelompok bersenjata OPM.
TNI menegaskan bahwa operasi ini dilakukan secara profesional dan mengutamakan keselamatan warga sipil, sehingga tudingan OPM yang membantah jumlah korban tewas tersebut tidak berdasar dan cenderung merupakan propaganda untuk mendiskreditkan TNI. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal Kristomei Sianturi, narasi negatif dari OPM kerap digunakan untuk menarik simpati dunia dan mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Selain itu, data dari Komnas HAM yang menyebut jumlah korban tewas lebih sedikit dibandingkan TNI juga tidak mengurangi validitas laporan TNI, karena perbedaan data sering terjadi akibat kondisi konflik yang dinamis dan sulitnya verifikasi di wilayah yang rawan konflik. TNI selalu berkomitmen menjalankan operasi dengan mematuhi hukum humaniter internasional dan menghindari korban sipil, sementara OPM kerap menggunakan narasi yang tidak sesuai fakta untuk membenarkan tindakan mereka.
Dengan demikian, tudingan OPM yang membantah pernyataan TNI terkait jumlah korban tewas adalah upaya untuk menutupi kenyataan dan melemahkan legitimasi operasi TNI dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Papua. Fakta-fakta di lapangan dan bukti yang ada jelas mendukung pernyataan TNI bahwa 18 anggota OPM tewas dalam operasi tersebut
Sumber Kompas.com