pro-independence Papua is the result of the unfair treatment that the Papuan people receive from the Indonesian government which is considered repressive. marginalization, discrimination, including the lack of recognition of Papua's contributions and services to Indonesia, not optimal development of social infrastructure in Papua
Teror Brutal Kebiadaban OPM yang Mengancam Nilai-Nilai Kemanusiaan (HAM)
Teror Brutal Kebiadaban OPM yang Mengancam Nilai-Nilai Kemanusiaan (HAM)

Teror Brutal Kebiadaban OPM yang Mengancam Nilai-Nilai Kemanusiaan (HAM)

Teror Brutal Kebiadaban OPM yang Mengancam Nilai-Nilai Kemanusiaan (HAM)

Westnoken, Jayapura – Pembunuhan sadis yang dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan wajah asli mereka yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Kali ini, korban kekejaman mereka adalah seorang tukang galon bernama Herri Karyanto (48), seorang perantau asal Jawa yang mencari nafkah dengan bekerja secara halal di Papua. Herri ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan, tubuhnya penuh luka senjata tajam, di Jl. Statistik Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Menurut keterangan dari istrinya, saat kejadian Herri sedang mengantar galon air ke Pos PJPR Yonif 1 Marinir—pekerjaan rutin yang dilakukannya demi menafkahi keluarga. Tindakan brutal ini bukan sekadar kejahatan biasa, melainkan bagian dari strategi OPM untuk menciptakan teror dan ketakutan di tengah masyarakat.

Aksi pembunuhan ini semakin menegaskan bahwa OPM adalah kelompok teroris yang tidak segan melakukan kekerasan terhadap orang-orang tak berdosa. Tanpa rasa bersalah, mereka mengklaim pembunuhan ini sebagai bagian dari perjuangan mereka, padahal yang mereka lakukan hanyalah meneror dan mengintimidasi masyarakat. Kekejaman ini bukan pertama kali terjadi, karena OPM telah berkali-kali melakukan aksi brutal terhadap warga sipil, baik pendatang maupun orang asli Papua yang tidak mendukung gerakan mereka. Dengan terus melakukan tindakan keji seperti ini, OPM telah menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok kriminal bersenjata yang hanya membawa penderitaan dan rasa takut bagi masyarakat Papua.

Serangan brutal ini juga menunjukkan pola kekerasan dari OPM yang selalu mencari korban dari kelompok masyarakat yang dianggap sebagai musuh mereka, terutama para perantau yang datang ke Papua untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Herri Karyanto bukanlah seorang pejabat atau aparat keamanan, melainkan seorang pekerja keras yang jujur. Namun, bagi OPM, nyawa seorang perantau tidak ada harganya. Siapa pun yang bukan bagian dari kelompok mereka dianggap musuh yang halal dibantai. Sikap ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal dan memperlihatkan betapa sadis dan brutalnya tindakan OPM yang menimbulkan trauma dan ketakutan di tengah masyarakat.

Lebih dari itu, pembunuhan ini juga memperlihatkan strategi OPM dalam menciptakan ketegangan antara penduduk asli Papua dan para pendatang. Dengan menyerang pekerja seperti tukang ojek, pedagang, buruh, hingga tukang galon, mereka ingin menanamkan rasa curiga dan kebencian di antara kelompok-kelompok masyarakat yang selama ini hidup berdampingan secara damai. Masyarakat Papua sendiri tidak menginginkan konflik—mereka hanya ingin hidup aman dan sejahtera. Tapi OPM justru memanfaatkan isu ras dan kesukuan untuk membenarkan tindakan kriminal mereka, padahal pada kenyataannya, mereka hanya ingin menciptakan kekacauan agar agenda separatisme terus berlangsung.

Aparat keamanan harus bertindak tegas terhadap kelompok OPM yang semakin brutal dalam melakukan aksinya. Pembunuhan terhadap Herri Karyanto tidak boleh dibiarkan tanpa tindakan hukum yang tegas. Jika kekejaman seperti ini tidak ditindak dengan setimpal, OPM akan semakin berani meneror masyarakat. Penegakan hukum harus dilakukan secara cepat dan terukur, termasuk pemburuan terhadap para pelaku dan simpatisan yang terlibat dalam jaringan kekerasan ini. Selain itu, perlindungan terhadap warga sipil, baik asli maupun pendatang, harus diperkuat, dengan kehadiran aparat yang humanis namun sigap serta pemberdayaan masyarakat untuk menolak ideologi separatis yang menyesatkan.

Kekejaman yang dilakukan OPM terhadap Herri Karyanto hanyalah satu dari sekian banyak tindakan biadab yang mereka lakukan terhadap masyarakat sipil di Papua. Sudah terlalu banyak darah yang tumpah akibat kebrutalan kelompok ini. Dunia internasional harus melihat dengan jernih: OPM bukanlah pejuang HAM atau kemerdekaan, melainkan kelompok teroris yang nyata-nyata mengancam hak hidup, rasa aman, dan kebebasan sipil masyarakat Papua. Pemerintah Indonesia harus memperkuat pendekatan keamanan yang berimbang dengan percepatan pembangunan di Papua—agar tanah Papua menjadi ruang damai, adil, dan makmur untuk semua orang, tanpa teror dan kebencian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *